Senin, 23 Maret 2015

Program Kesejahteraan Sosial Anak Balita di Kelurahan Cibeunying


                       PROGRAM KESEJAHTERAAN SOSIAL ANAK BALITA (PKSAB)
                             DI KELURAHAN CIBEUNYING KECAMATAN CIMENYAN
                                                    KABUPATEN BANDUNG





S
etiap orang tua pasti mendambakan memiliki seorang anak balita yang lucu, sehat, cerdas dan tumbuh kembang dengan baik sehingga ia  akan tumbuh menjadi besar dan dewasa serta dapat mewujudkan harapan dan penerus cita-cita keluarga. Anak adalah harta yang amat berharga dalam kehidupan kita. Pada masa depan, anak adalah tumpuan harapan orang tua, untuk merealisasikan keinginan dan impian mereka. Bahkan bagi sebagian orang tua, anak merupakan sumber inspirasi yang dapat memberi rasa aman karena kelak mereka dapat mengurus dan menjaga mereka apabila tua. Perhatian orang tua, anggota keluarga dan orang lain yang signifikan serta bentuk interaksi yang berlaku akan menentukan corak perkembangan anak-anak. Untuk dapat tumbuh kembang dengan baik, anak tidak hanya cukup terpenuhi kebutuhan sandang, pangan , papan (welfare) saja. Anak perlu rasa aman (Safety), dan yang paling penting anak butuh sentuhan kasih sayang dan perhatian (attachment). Oleh karena itu, orang tua dan keluarga harus memainkan peranan yang penting dalam mengawal lingkungan agar anak-anak dapat terpenuhi kebutuhannya tersebut sehingga anak dapat tumbuh dewasa dalam keadaan sehat dari segi fisik, mental, sosial dan spiritual. Keluarga merupakan wadah dan dasar fundamental bagi perkembangan kepribadian anak. Setiap anak mempunyai hak untuk dapat hidup layak, tumbuh dan berkembang kepribadiannya dengan baik sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
Anak Balita adalah bawah lima tahun atau sering disingkat sebagai balita periode usia manusia setelah bayi sebelum anak awal, rentang usia balita dimulai dari satu sampai dengan lima tahun yang sering juga sebagai usia emas atau golden age. Pada masa balita ini dibagi menjadi beberapa tahapan perkembangan dan setiap perkembangan balita mempunyai beberapa masalah yaitu :

1)   Balita ( 1- 3 tahun )
Sulit makan mulai setelah balita mengenal dan mempelajari makanan baru atau orang tua yang terburu-buru mengharapkan balita bisa makan sesuai yang diharapkan. Adanya ganguan perhatian dari lingkungan menjadi penyabab utama  balita malas makan, pada usia ini anak mulai menaruh minat yang besar terhadap lingkungannya, apalagi secara fisiologis  anak sudah bberjalan dan cepat  mengembangkan kemampuan motoriknya yaitu lebih menyukai jalan-jalan  diri pada disuruh berhenti dulu untuk makan. Sedangkan anak pada usia dua tahun lebih menyukai bermain dengan balok kayunya daripada disuruh benhenti dulu untuk makan
2)  Pra sekolah (3 – 5 tahun)
Mengembangkan keterampilan sosial  menjadi ciri khas pada anak usia  pra sekolah karena umumnya anak sudah  masuk taman bermain atau taman kanak-kanak. Akibat pergaulan dan  ditambah dengan lemampuan menyerap informasi yang cepat, membuat anak mulai mengenal jajanan seperti cemilan dikantin. Akibatnya anak akan kehilangan selera pada saat makanan utama sehingga anak menjadi sulit makan dan pemilih, kondisi ini akan semakin  diperburuk  oleh sikap orang tua yang selalu mengalah agar anak mereka mau makan.
Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita. Karena pada masa ini pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Pada masa balita ini perkembangan kemampuan berbahasa, kreativitas, kesadaran sosial, emosional dan intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan berikutnya. Perkembangan moral serta dasar-dasar kepribadian yang dibentuk pada masa ini.
Dalam perkembangan balita terdapat masa kritis, dimana diperlukan rangsangan atau stimulasi yang berguna agar potensi berkembang, sehingga perlu mendapat perhatian. Perkembangan psiko sosial sangat dipengaruhi lingkungan dan interaksi antara anak dengan orang tua. Perkembangan anak akan optimal bila interaksi sosial diusahakan sesuai dengan kebutuhan anak, berbagai tahap perkembangannya bahkan sejak bayi masih dalam kandungan. Sedangkan lingkungan yang tidak mendukung akan menghambat perkembangan anak.
Frankenburg (1981) dikutip dari Soetjiningsih 1987 melalui DDST (Denver Developmental Screening Test) mengemukakan 4 parameter perkembangan yang dipakai dalam menilai perkembangan balita yaitu :

1)   Personal social (kepribadian atau tingkah laku sosial)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungan.
2)  Fine Motor Adaptif (Gerakan motorik halus)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan otot-otot kecil.
3)  Language (bahasa)
Kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, mengikuti perintah dan berbicara spontan.
4)  Gross motor (Perkembangan motorik kasar)
Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh.
N
amun demikian tidak semua orang tua atau keluarga dapat memenuhi kebutuhan anak dari berbagai aspek (Bio-Psikososial dan Spiritual) dengan baik. Hal ini dipengaruhi oleh kondisi sosial ekonomi termasuk pendidikan dan wawasan orang tua tentang proses pengasuhan anak yang memadai. Bagi orang tua yang memiliki Wawasan tentang pengasuhan dan kemampuan sosial ekonomi yang baik tentu ia dapat memenuhi kebutuhan fisiologis dan proses pengasuhan yang baik bagi anak sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Namun bagi keluarga yang tidak memiliki kemampuan tersebut tentu akan mengalami kendala dalam  memenuhi kebutuhan anak, sehingga anak balita tidak dapat tumbuh kembang secara wajar dan menjadi balita yang sehat.
Balita sehat memiliki tanda-tanda sebagai berikut : berat badan naik sesuai garis pertumbuhan mengikuti pita hijau di Kartu Menuju Sehat (KMS) atau naik ke pita warna di atasnya, anak bertambah tinggi, kemampuannya bertambah sesuai umur, jarang sakit serta ceria, aktif dan lincah. Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita dapat dilakukan dengan cara :
1. Menimbang berat badannya tiap bulan di Posyandu, fasilitas pelayanan kesehatan lain, atau Pos Pelayanan Anak Usia Dini (PAUD).
2. Merangsang perkembangan abak sesuai umurnya dengan melakukan stimulasi.
3. Mengajak anak bermain dan bercakap-cakap.
4. Membawa anak ke petugas kesehatan untuk mendapatkan pelayanan Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak (SDIDTK).
a. Umur 0-1 tahun : 4 kali dalam setahun
b. Umur 1-6 tahun : 2 kali tiap tahun (setiap 6 bulan)
5. Meminta kader mencatat pertumbuhan dan perkembangan di KMS.
Imunisasi adalah memberikan kekebalan pada bayi dan balita dengan suntikan atau tetesan untuk mencegah agar anak tidak sakit atau walaupun sakit tidak menjadi parah. BAlita harus diimunisasi agar kebal terhadap penyakit. Bila tidak diimunisasi tubuh mudah terserang penyakit yang seharusnya dapat dicegah dengan imunisasi. Imunisasi melindungi dari penyakit, mencegah kecacatan dan kematian.
Pemberian Vitamin A adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram. BBLR bisa terjadi pada bayi kurang bulan atau cukup bulan. Penyebab dari BBLR ini adalah ibu hamil yang kurang gizi, kurang darah (anemia), muntah berlebihan, berumur kurang dari 20 tahun dan atau lebih dari 35 tahun, jarak kelahiran kurang dari 2 tahun, merokok dan minum alcohol, memiliki tekanan darah tinggi, menderita penyakit kronis, mengalami perdarahan selama kehamilan, mengalami infeksi, hamil kembar dan pernah melahirkan bayi kurang bulan sebelumnya.
Oleh karena itu berbagai upaya telah dilakukan baik oleh masyarakat maupun pemerintah untuk mendorong agar anak khususnya anak balita dapat tumbuh dan berkembang dengan baik sesuai tahapan perkembangannya  dan menjadi balita yang sehat seperti yang diharapkan orang tua melalui kegiatan Posyandu, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Taman Anak Sejahtera (TAS), dan sebagainya.
L
embaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kelurahan Cibeunying bekerjasama dengan Taman Anak Sejahtera (TAS) Al Ihsan yang berada di lingkungan DKM Al Ihsan STKS Bandung mencoba berupaya untuk memberikan pelayanan kesejahteraan sosial selain kepada balita  terlantar dari keluarga miskin di wilayah sekitar kampus yang merupakan Desa/Kelurahan binaan STKS Bandung (Community Based) berupa pendampingan sosial dengan   dukungan dana dari Sub Dit  Balita Terlantar Direktorat Kesejahteraan Sosial Anak Kementrian Sosial RI untuk mengoptimalkan kegiatan yang dilakukan.

Kegiatan ini dimaksudkan untuk  meningkatkan kesejahteraan sosial anak balita melalui pemenuhan kebutuhan dasar anak balita dan penguatan keluarga serta lingkungan sosialnya sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik serta menjadi balita yang sehat sesuai tahap perkembangannya. Tujuan kegiatan ini meliputi:
1.        Melakukan pendataan anak balita terlantar atau diterlantarkan sehingga diperoleh kesempatan untuk mendapatkan pelayanan
2.       Memenuhi kebutuhan dasar anak yang meliputi peningkatan gizi anak, pemeriksaan kesehatan secara berkala, immunisasi, termasuk kebutuhan administrasi kependudukan anak seperti akte kelahiran, dan sebagainya
3.       Memberikan pelayanan psikososial untuk meningkatkan tumbuh kembang balita dan mengembangkan kemampuan anak dalam berinteraksi sosial dengan yang lainnya
4.      Meningkatkan kemampuan orang tua dalam perawatan dan pengasuhan anak balita.
5.       Meningkatkan aksesibilitas keluarga anak balita terlantar terhadap pelayanan sosial dasar yang ada di lingkungan sekitarnya
6.      Memperkuat fungsi keluarga anak balita terlantar
7.       Meningkatkan kepedulian masyarakat di lingkungan sosial anak balita terlantar berada.

Sasaran Program Kesejahteraan Sosial Anak Balita (PKSAB) pada Taman Anak Sejahtera Al-Ihsan Bandung  adalah :
1.        Anak balita dari keluarga kurang mampu.
2.       Anak balita yang tinggal di daerah kumuh/rumah layak layak huni.
3.       Anak balita yang sudah tidak mempunyai orang tua dan diasuh oleh kerabat dekat.
4.      Anak balita dari korban perceraian keluarga.
5.       Anak balita yang cenderung introvert (pendiam).
6.      Anak yang mengalami gizi buruk atau dibawah garis merah (BGM)


 Kegiatannya meliputi :

No
PROGRAM
KEGIATAN
A
Bantuan sosial/subsidi pemenuhan kebutuhan dasar
Asuhan dan Perlindungan
·         Pendataan dan verifikasi jumlah anak balita terlantar dan observasi lingkungan (by name by address).
·         Identifikasi  dan pemetaaan permasalahan, kebutuhan dan potensi dan sumber yg dimiliki anak yang memerlukan perawatan dan pemeliharaan kesehatan dasar serta  pemenuhan kebutuhan dasar .
·         Melakukan kunjungan kepada orang tua/keluarga (home visit) tidak mampu yang menjadi sasaran.
·         Melakukan assesment pada penerima manfaat.
·         Menyiapkan sarana pendukung.
·         Menyusun jadwal kegiatan sesuai dengan rencana interview.
·         Pengawasan kepada orang tua dan anak.

Stimulasi Tumbuh Kembang
·         Deteksi dini tumbuh kembang anak balita.
·         Menyiapkan sarana pendukung.
·         Melakukan intervensi tumbuh kembang anak melalui bermain dengan APE
·         Melakukan home visit kepada anak/orang tua/keluarga penerima manfaat.
·         Melakukan assessment dan merencanakan pelayanan.
·         Pengawasan kepada orang tua dan anak.

B
Peningkatan Aksesibilitas terhadap Pelayanan Sosial Dasar
Pembuatan Akte Kelahiran
·         Menghubungi RT/RW untuk mendata anak yang belum memiliki akte kelahiran sampai dengan terbitnya akte kelahiran.
·         Memfasilitasi pembuatan akte kelahiran.

Penanggulangan Anak Penderita Gizi Buruk
·         Pendataan anak penderita gizi buruk.
·         Penyuluhan pada orang tua, keluarga dan masyarakat.
·         Pemberian kemudahan pada orang tua/keluarga untuk memberikan makanan cukup dan seimbang.
·         Memberikan kemudahan untuk pemeriksaan anak ke petugas kesehatan (puskesmas, klinik, rumah sakit dan dokter)


Persiapan Anak Memasuki Sekolah (pendidikan)
·         Menghubungkan dan mendaftarkan anak pada kegiatan pra sekolah terdekat (PAUD, Kelompok Bermain, TK, dll)

C
Penguatan fungsi dan Tanggung Jawab Orang Tua, Keluarga dan Masyarakat dalam proses pengasuhan anak balita
Good Parenting Skill (Pengasuhan, Pemeliharaan, Perawatan, Pembinaan, Pendidikan dan Bimbingan)
·         Pendataan keluarga yang memiliki anak balita.
·         Identifikasi pemahaman orang tua/keluarga tentang pengasuhan anak balita.
·         Identifikasi berbagai permasalahan menghadapi anak balita.
·         Menyiapkan tempat dan materi penyuluhan.

D
Penguatan Kelembagaan Pelayanan Kesejahteraan Sosial Anak
Pengembangan Kelembagaan
·         Pendataan lembaga pelayanan social anak.
·         Melaporkan dan berkoordinasi dengan Dinas Sosial setempat untuk menginventarisir SDM, manajemen, sarana dan prasarana lembaga.
·         Klasifikasi lembaga pelayanan.
·         Pembinaan menajemen kelembagaan.

E
Pengembangan Puskesos
Membentukan pusat Kesejahteraan Sosial
·         Membetuk Puskesos di tingkat kelurahan yang kegiatannya diintegrasikan dengan kegiatan Pos Yandu.
Kegiatan ini dimulai Tahun 2013 dimana Kelurahan Cibeunying mendapatkan program PKSAB untuk 26 (dua puluh enam) balita yaitu di RW 03 Cijotang. Sedangkan pada tahun 2014 Kelurahan Cibeunying mendapatkan program PKSAB dari Kementerian Sosial melalui TAS Al Ihsan sebanyak 50 (limapuluh) balita yang tersebar di RW 03 Cijotang, RW 04 Jiwanaya, RW 16 Sekemerak dan RW 21 Bojong Kacor. Pada tahun 2015 LPM Kelurahan Cibeunying melalui TAS Al Ihsan STKS Bandung mengusulkan 150 balita untuk mendapatkan PKSAB.
Semoga melalui Program Kesejahteraan Anak Balita ini akan lahir generasi - generasi dan anak-anak bangsa yang sehat, cerdas baik cerdas intelektual, cerdas spiritual, cerdas emosional dan cerdas sosial yang mampu menjadi generasi penerus yang berakhlaqul karimah...Amiiin (Dayat Sutisna)














Tidak ada komentar:

Posting Komentar