PROGRAM KESEJAHTERAAN SOSIAL ANAK BALITA (PKSAB)
DI KELURAHAN CIBEUNYING KECAMATAN CIMENYAN
KABUPATEN BANDUNG
S
|
etiap orang tua pasti mendambakan
memiliki seorang anak balita yang lucu, sehat, cerdas dan tumbuh kembang dengan
baik sehingga ia akan tumbuh menjadi
besar dan dewasa serta dapat mewujudkan harapan dan penerus cita-cita keluarga.
Anak adalah harta yang
amat berharga dalam kehidupan kita. Pada masa
depan, anak adalah tumpuan harapan orang tua, untuk merealisasikan keinginan
dan impian mereka. Bahkan bagi sebagian orang tua, anak merupakan sumber
inspirasi yang dapat memberi rasa aman karena kelak mereka dapat mengurus dan
menjaga mereka apabila tua. Perhatian orang tua, anggota keluarga dan orang
lain yang signifikan serta bentuk interaksi yang berlaku akan menentukan corak
perkembangan anak-anak. Untuk dapat tumbuh kembang dengan baik, anak tidak
hanya cukup terpenuhi kebutuhan sandang, pangan , papan (welfare) saja. Anak perlu rasa aman (Safety), dan yang paling penting anak butuh sentuhan kasih sayang
dan perhatian (attachment). Oleh
karena itu, orang tua dan keluarga harus memainkan peranan yang penting dalam
mengawal lingkungan agar anak-anak dapat terpenuhi kebutuhannya tersebut
sehingga anak dapat tumbuh dewasa dalam keadaan sehat dari segi fisik, mental,
sosial dan spiritual. Keluarga merupakan wadah dan dasar fundamental bagi
perkembangan kepribadian anak. Setiap anak mempunyai hak untuk dapat hidup
layak, tumbuh dan berkembang kepribadiannya dengan baik sesuai dengan potensi
yang dimilikinya.
Anak Balita adalah bawah lima tahun atau sering
disingkat sebagai balita periode usia manusia setelah bayi sebelum anak awal,
rentang usia balita dimulai dari satu sampai dengan lima tahun yang sering juga sebagai usia emas atau golden age. Pada masa balita ini dibagi menjadi beberapa tahapan
perkembangan dan setiap perkembangan balita mempunyai beberapa masalah yaitu :
|
1) Balita ( 1- 3 tahun )
Sulit makan mulai setelah balita mengenal dan
mempelajari makanan baru atau orang tua yang terburu-buru mengharapkan balita
bisa makan sesuai yang diharapkan. Adanya ganguan
perhatian dari lingkungan menjadi penyabab utama balita malas makan, pada usia ini anak mulai
menaruh minat yang besar terhadap lingkungannya, apalagi secara fisiologis anak sudah bberjalan dan cepat mengembangkan kemampuan motoriknya yaitu
lebih menyukai jalan-jalan diri pada
disuruh berhenti dulu untuk makan. Sedangkan anak pada usia dua tahun lebih
menyukai bermain dengan balok kayunya daripada disuruh benhenti dulu untuk
makan
2) Pra sekolah (3 – 5 tahun)
Mengembangkan keterampilan
sosial menjadi ciri khas pada anak
usia pra sekolah karena umumnya anak sudah masuk taman bermain atau taman kanak-kanak.
Akibat pergaulan dan ditambah dengan
lemampuan menyerap informasi yang cepat, membuat anak mulai mengenal jajanan
seperti cemilan dikantin. Akibatnya anak akan kehilangan selera pada saat
makanan utama sehingga anak menjadi sulit makan dan pemilih, kondisi ini akan
semakin diperburuk oleh sikap orang tua yang selalu mengalah
agar anak mereka mau makan.
Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita. Karena pada
masa ini pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan
anak selanjutnya. Pada masa balita ini perkembangan kemampuan berbahasa,
kreativitas, kesadaran sosial, emosional dan intelegensia berjalan sangat cepat
dan merupakan landasan perkembangan berikutnya. Perkembangan moral serta
dasar-dasar kepribadian yang dibentuk pada masa ini.
|
Dalam perkembangan balita terdapat masa
kritis, dimana diperlukan rangsangan atau stimulasi yang berguna agar potensi
berkembang, sehingga perlu mendapat perhatian. Perkembangan psiko sosial sangat
dipengaruhi lingkungan dan interaksi antara anak dengan orang tua. Perkembangan
anak akan optimal bila interaksi sosial diusahakan sesuai dengan kebutuhan
anak, berbagai tahap perkembangannya bahkan sejak bayi masih dalam kandungan.
Sedangkan lingkungan yang tidak mendukung akan menghambat perkembangan anak.
Frankenburg (1981) dikutip dari Soetjiningsih 1987 melalui DDST (Denver Developmental Screening
Test) mengemukakan 4 parameter perkembangan yang dipakai dalam menilai
perkembangan balita yaitu :
1) Personal social (kepribadian atau tingkah
laku sosial)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan
berinteraksi dengan lingkungan.
2) Fine Motor Adaptif (Gerakan motorik halus)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu,
melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan
otot-otot kecil.
3) Language (bahasa)
Kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, mengikuti perintah dan
berbicara spontan.
4) Gross motor (Perkembangan motorik kasar)
Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh.
N
|
amun
demikian tidak semua orang tua atau keluarga dapat memenuhi kebutuhan anak dari
berbagai aspek (Bio-Psikososial dan Spiritual) dengan baik. Hal ini dipengaruhi
oleh kondisi sosial ekonomi termasuk pendidikan dan wawasan orang tua tentang
proses pengasuhan anak yang memadai. Bagi orang tua yang memiliki Wawasan tentang
pengasuhan dan kemampuan sosial ekonomi yang baik tentu ia dapat memenuhi
kebutuhan fisiologis dan proses pengasuhan yang baik bagi anak sehingga anak
dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Namun bagi keluarga yang tidak
memiliki kemampuan tersebut tentu akan mengalami kendala dalam memenuhi kebutuhan anak, sehingga anak balita
tidak dapat tumbuh kembang secara wajar dan menjadi balita yang sehat.
Balita
sehat memiliki tanda-tanda sebagai berikut : berat badan naik
sesuai garis pertumbuhan mengikuti pita hijau di Kartu Menuju Sehat (KMS) atau
naik ke pita warna di atasnya, anak bertambah tinggi, kemampuannya bertambah
sesuai umur, jarang sakit serta ceria, aktif dan lincah. Pemantauan pertumbuhan
dan perkembangan balita dapat dilakukan dengan cara :
|
1.
Menimbang berat badannya tiap bulan di Posyandu, fasilitas pelayanan kesehatan
lain, atau Pos Pelayanan Anak Usia Dini (PAUD).
2.
Merangsang perkembangan abak sesuai umurnya dengan melakukan stimulasi.
3.
Mengajak anak bermain dan bercakap-cakap.
4.
Membawa anak ke petugas kesehatan untuk mendapatkan pelayanan Stimulasi Deteksi
dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak (SDIDTK).
a.
Umur 0-1 tahun : 4 kali dalam setahun
b.
Umur 1-6 tahun : 2 kali tiap tahun (setiap 6 bulan)
5.
Meminta kader mencatat pertumbuhan dan perkembangan di KMS.
Imunisasi
adalah memberikan kekebalan pada bayi dan balita dengan suntikan atau tetesan
untuk mencegah agar anak tidak sakit atau walaupun sakit tidak menjadi parah.
BAlita harus diimunisasi agar kebal terhadap penyakit. Bila tidak diimunisasi
tubuh mudah terserang penyakit yang seharusnya dapat dicegah dengan imunisasi. Imunisasi
melindungi dari penyakit, mencegah kecacatan dan kematian.
Pemberian
Vitamin A adalah bayi yang lahir dengan berat badan
kurang dari 2500 gram. BBLR bisa terjadi pada bayi kurang bulan atau cukup
bulan. Penyebab dari BBLR ini adalah ibu hamil yang kurang gizi, kurang darah
(anemia), muntah berlebihan, berumur kurang dari 20 tahun dan atau lebih dari
35 tahun, jarak kelahiran kurang dari 2 tahun, merokok dan minum alcohol,
memiliki tekanan darah tinggi, menderita penyakit kronis, mengalami perdarahan
selama kehamilan, mengalami infeksi, hamil kembar dan pernah melahirkan bayi
kurang bulan sebelumnya.
Oleh karena itu berbagai upaya telah dilakukan baik oleh masyarakat maupun
pemerintah untuk mendorong agar anak khususnya anak balita dapat tumbuh dan
berkembang dengan baik sesuai tahapan perkembangannya dan menjadi balita yang sehat seperti yang
diharapkan orang tua melalui kegiatan Posyandu, Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD), Taman Anak Sejahtera (TAS), dan sebagainya.
L
|
embaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kelurahan Cibeunying bekerjasama dengan Taman
Anak Sejahtera (TAS) Al Ihsan yang berada di lingkungan DKM Al Ihsan STKS
Bandung mencoba berupaya untuk memberikan pelayanan kesejahteraan sosial selain
kepada balita terlantar dari keluarga miskin di wilayah sekitar kampus
yang merupakan Desa/Kelurahan binaan STKS Bandung (Community Based) berupa pendampingan sosial dengan dukungan dana dari Sub Dit Balita Terlantar Direktorat Kesejahteraan
Sosial Anak Kementrian Sosial RI untuk mengoptimalkan kegiatan yang dilakukan.
Kegiatan ini
dimaksudkan untuk meningkatkan
kesejahteraan sosial anak balita melalui pemenuhan kebutuhan dasar anak balita
dan penguatan keluarga serta lingkungan sosialnya sehingga anak dapat tumbuh
dan berkembang dengan baik serta menjadi balita yang sehat sesuai tahap
perkembangannya. Tujuan kegiatan ini meliputi:
1.
Melakukan pendataan anak balita terlantar atau
diterlantarkan sehingga diperoleh kesempatan untuk mendapatkan pelayanan
2.
Memenuhi kebutuhan dasar anak yang meliputi peningkatan
gizi anak, pemeriksaan kesehatan secara berkala, immunisasi, termasuk kebutuhan
administrasi kependudukan anak seperti akte kelahiran, dan sebagainya
3.
Memberikan pelayanan psikososial untuk meningkatkan
tumbuh kembang balita dan mengembangkan kemampuan anak dalam berinteraksi
sosial dengan yang lainnya
4.
Meningkatkan kemampuan orang tua dalam perawatan dan pengasuhan
anak balita.
5.
Meningkatkan aksesibilitas keluarga anak balita terlantar
terhadap pelayanan sosial dasar yang ada di lingkungan sekitarnya
6.
Memperkuat fungsi keluarga anak balita terlantar
7.
Meningkatkan kepedulian masyarakat di lingkungan sosial
anak balita terlantar berada.
Sasaran Program Kesejahteraan Sosial Anak Balita (PKSAB) pada
Taman Anak Sejahtera Al-Ihsan Bandung adalah :
1.
Anak balita dari
keluarga kurang mampu.
2.
Anak balita yang
tinggal di daerah kumuh/rumah layak layak huni.
3.
Anak balita yang
sudah tidak mempunyai orang tua dan diasuh oleh kerabat dekat.
4.
Anak balita dari
korban perceraian keluarga.
5.
Anak balita yang
cenderung introvert (pendiam).
6.
Anak yang mengalami
gizi buruk atau dibawah garis merah (BGM)
Kegiatannya meliputi :
No
|
PROGRAM
|
KEGIATAN
|
A
|
Bantuan
sosial/subsidi pemenuhan kebutuhan dasar
|
Asuhan
dan Perlindungan
·
Pendataan
dan verifikasi jumlah anak balita terlantar dan observasi lingkungan (by name by address).
·
Identifikasi
dan pemetaaan permasalahan, kebutuhan dan
potensi dan sumber yg dimiliki anak yang memerlukan perawatan dan pemeliharaan
kesehatan dasar serta pemenuhan
kebutuhan dasar .
·
Melakukan
kunjungan kepada orang tua/keluarga (home
visit) tidak mampu yang menjadi sasaran.
·
Melakukan
assesment pada penerima manfaat.
·
Menyiapkan
sarana pendukung.
·
Menyusun
jadwal kegiatan sesuai dengan rencana interview.
·
Pengawasan
kepada orang tua dan anak.
Stimulasi
Tumbuh Kembang
·
Deteksi
dini tumbuh kembang anak balita.
·
Menyiapkan
sarana pendukung.
·
Melakukan
intervensi tumbuh kembang anak melalui bermain dengan APE
·
Melakukan
home visit kepada anak/orang tua/keluarga penerima manfaat.
·
Melakukan
assessment dan merencanakan pelayanan.
·
Pengawasan
kepada orang tua dan anak.
|
B
|
Peningkatan
Aksesibilitas terhadap Pelayanan Sosial Dasar
|
Pembuatan
Akte Kelahiran
·
Menghubungi
RT/RW untuk mendata anak yang belum memiliki akte kelahiran sampai dengan
terbitnya akte kelahiran.
·
Memfasilitasi
pembuatan akte kelahiran.
Penanggulangan Anak Penderita Gizi Buruk
·
Pendataan
anak penderita gizi buruk.
·
Penyuluhan
pada orang tua, keluarga dan masyarakat.
·
Pemberian
kemudahan pada orang tua/keluarga untuk memberikan makanan cukup dan
seimbang.
·
Memberikan
kemudahan untuk pemeriksaan anak ke petugas kesehatan (puskesmas, klinik,
rumah sakit dan dokter)
Persiapan
Anak Memasuki Sekolah (pendidikan)
·
Menghubungkan
dan mendaftarkan anak pada kegiatan pra sekolah terdekat (PAUD, Kelompok
Bermain, TK, dll)
|
C
|
Penguatan fungsi
dan Tanggung Jawab Orang Tua, Keluarga dan Masyarakat dalam proses pengasuhan
anak balita
|
Good Parenting
Skill (Pengasuhan, Pemeliharaan, Perawatan, Pembinaan, Pendidikan dan
Bimbingan)
·
Pendataan
keluarga yang memiliki anak balita.
·
Identifikasi
pemahaman orang tua/keluarga tentang pengasuhan anak balita.
·
Identifikasi
berbagai permasalahan menghadapi anak balita.
·
Menyiapkan
tempat dan materi penyuluhan.
|
D
|
Penguatan
Kelembagaan Pelayanan Kesejahteraan Sosial Anak
|
Pengembangan
Kelembagaan
·
Pendataan
lembaga pelayanan social anak.
·
Melaporkan
dan berkoordinasi dengan Dinas Sosial setempat untuk menginventarisir SDM,
manajemen, sarana dan prasarana lembaga.
·
Klasifikasi
lembaga pelayanan.
·
Pembinaan
menajemen kelembagaan.
|
E
|
Pengembangan
Puskesos
|
Membentukan pusat Kesejahteraan Sosial
·
Membetuk Puskesos di tingkat kelurahan yang kegiatannya
diintegrasikan dengan kegiatan Pos Yandu.
|
Kegiatan ini dimulai Tahun 2013 dimana Kelurahan Cibeunying mendapatkan program PKSAB untuk 26 (dua puluh enam) balita yaitu di RW 03 Cijotang. Sedangkan pada tahun 2014 Kelurahan Cibeunying mendapatkan program PKSAB dari Kementerian Sosial melalui TAS Al Ihsan sebanyak 50 (limapuluh) balita yang tersebar di RW 03 Cijotang, RW 04 Jiwanaya, RW 16 Sekemerak dan RW 21 Bojong Kacor. Pada tahun 2015 LPM Kelurahan Cibeunying melalui TAS Al Ihsan STKS Bandung mengusulkan 150 balita untuk mendapatkan PKSAB.
Semoga melalui Program Kesejahteraan Anak Balita ini akan lahir generasi - generasi dan anak-anak bangsa yang sehat, cerdas baik cerdas intelektual, cerdas spiritual, cerdas emosional dan cerdas sosial yang mampu menjadi generasi penerus yang berakhlaqul karimah...Amiiin (Dayat Sutisna)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar